Pernahkah
anda mendengar ada orang yang bosan diancam kematian berkata sinis “Mati, ya,
matilah, semua orang juga bakal mati”? Dia sangka meninggal itu cepat dan
mudah. Padahal tidak selalu begitu. Ada orang-orang yang harus melalui penderitaan panjang sebelum nyawanya di cabut. Itu
tergantung amal dan rencana Allah untuk mengugurkan dosa seseorang.
Walau yang menemui kematian, tak
seorangpun ingin menyongsongnya dengan penderitaan, misalnya diuji dengan
penyakit yang menyusahkan. Sebab, penderitaan saat sakaratul maut saja sudah tak
terpikirkan. Rasulullah SAW Bersabda,
- “ Kematian yang paling ringan ibarat
sebatang pohon penuh berduri di tancap di selembar sutera. Apakah sebatang
pohon berduri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang
tersobek ?” (HR.Bukhari)
Soal rasa sakit saat sakaratul maut
ini, ulama’ menegaskan, hanya dapat diketahui oleh orang yang tengah
mengalaminya. Dan, sama sekali tak sebanding dengan rasa sakit yang pernah diderita manusia selama hidupnya.
Imam
Ghozali mengutip riwayat. Ketika sekelompok Bani Israil melewati sebuah pekuburan mereka
berdoa kepada Allah SWT agar Dia
menghidupkan satu mayat dari pengkuburan tersebut sehingga mereka dapat melihat
gambaran sakaratul maut. Dengan izin Alah, tiba-tiba mereka dihadapkan dengan
seorang pria yang muncul dari salah satu kuburan. “Wahai manusia!”kata pria
tersebut,” apa yang kalian hendaki dariku
? Lima puluh tahun lalu aku mengalami kematian, namun hingga kini rasa perih
bekas sakaratul maut itu belum juga hilang dariku.”
Gambaran tentang seberapa sakitnya
saat nyawa hendak dicabut, diuraikan Imam
Ghozali,”Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut menghujam jiwa
dan menyebar ke seluruh tubuh hingga orang yang sedang sekarat merasakan dirinya
ditarik-tarik dan dicerabut dari setiap urat nadi, urat syaraf persendian, dari
setiap akar rambut dan kulit kepala hingga kaki.”
Sakit yang tak terperikan saat itu
membuat lumpuh semua anggota tubuh. Tak ada lagi kekuatan untuk meminta tolong,
bahkan berbisikpun lidah kaku tiada daya.
- “Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu
melihat di waktu orang-orang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratul, Malaikat memukulnya dengan tangannya,(sambil berkata): ’keluarkanlah
nyawamu.’ “(QS. Al An’am [6]:93)
Tak jarang ruh orang yang sudah
mati minta dikembalikan ke dunia agar
bisa menambah amalnya lagi. Bagaimana tidak, kebaikan sekecil apapun ternyata
mendapat balasan yang tak terduga. Begitu pula kejahatan, tak ada yang terlewat
untuk berubah menjadi azab. Ruh akan menyesal tak menjadikan setiap detik
hidupnya di dunia sebagai amal saleh (QS. Ibrahim [14]:44)
Wahai, diri. Tidak ada yang paling
pasti di dunia ini kecuali kematian. Ia datang dengan paksa,tak pernah memberi
pilihan. Tapi yang Maha Pengendali Kematian begitu pemurah , memberi kesempatan
seluas-luasnya kepada kita untuk memilih cara hidup sesudah mati sesuai dengan
keinginan kita. Apakah setelah perjuangan berat sakaratul maut kita memperoleh
kenikmatan yang tak terbayangkan, atau justru dijerembabkan dalam siksa yang
lebih dari sakratul maut itu sendiri ? jawabannya ada di setiap detik hidup
kita di dunia.
Meutia
Geumala