Harta adalah sarana, senjata, atau kendaraan yg sangat berguna bagi setiap Muslim untuk mendapatkan ridha Allah. Tetapi harta juga bisa menjerumuskan manusia ke dalam neraka. Terutama jika seorang Muslim tidak mengerti apa hakikat harta, bagaimana mendapatkannya, menggunakannya, dan memanfaatkannya.
Al-Qur’an memberikan
contoh konkrit perihal manusia yg gagal memahami hakikat harta dan
tahta. Di antaranya ada Fir’aun, Haman, dan Qarun. Ketiganya adalah
manusia yg terjerumus ke dalam neraka justru karena harta dan tahta yg
dicintainya. Mereka telah menjadi hamba dirham dan hamba
kekuasaan, sehingga tidak ada yg dipikirkannya selain uang, uang, dan
uang. Mengenai bagaimana cara mendapatkannya dan untuk apa, sama sekali
mereka tidak pernah mempedulikannya.
Fenomena seperti ini,
ternyata tidak saja berlaku pada Fir’aun dan orang-orang terdekatnya.
Ternyata, hal itu juga terjadi di masa kini, bagaimana orang berlomba
menjadi wakil rakyat, pejabat, bahkan saat dirinya telah di penjara pun,
ia masih bernafsu menjadi pejabat. Dan, karena masih berpengaruh,
mantan narapidana korupsi itu pun bisa menjabat lagi dgn sangat mudah.
Tetapi itulah sifat manusia gila harta. Jangankan Undang-Undang, atau
apapun yg dibuat manusia, perintah Tuhan pun berani dia lawan. Yg
penting hidupnya bisa bergelimang uang dan keuntungan, sehingga bisa
hidup dalam kemegahan, kemewahan dan kesenangan.
Fenomena
seperti itu sudah sangat lazim di negeri ini. Pelakunya pun bukan hanya
wakil rakyat dan pejabat. Mulai dari rakyat, wakil rakyat sampai
pejabat, pebisnis hingga artis, umumnya sudah tidak peduli agama dan
lupa Allah.
Siang malam ia rela bekerja demi uang untuk makan
dgn mengabaikan seluruh kewajiban agama. Bahkan sebagian menikmati
makanan dgn cara-cara terlarang. Intinya sama, bisa hidup nyaman, bahkan
kalau bisa megah dan mewah.
Orang-orang semacam itu tidak akan pernah menyadari kekeliruannya, kecuali jasadnya telah dibenamkan dalam kuburan.
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur,” (QS. At-Takasur [102] : 1, 2).
Ayat tsb menurut Ibn Katsir adalah penjelasan tentang perihal
kebanyakan manusia yg terlalu disibukkan oleh kecintaan pada dunia,
kenikmatan dan berbagai perhiasannya, sehingga lupa untuk mencari dan
mengejar kehidupan akhirat.
Kita sebagai Muslim tidak boleh
terpengaruh lalu ikut-ikutan kebanyakan orang yg sudah gila harta dan
lupa iman. Karena harta itu hanyalah apa yg kita makan. Jadi, jika
berlebihan, apalagi salah dalam pemanfaatannya, maka kita pasti akan
masuk neraka.
Anas meriwayatkan dari Nabi, bahwa beliau
bersabda, “Anak Adam itu akan menjadi tua dan dua hal yg akan tetap
bersamanya; ketamakan dan angan-angan’.
Harta adalah sarana,
senjata, atau kendaraan yg sangat berguna bagi setiap Muslim untuk
mendapatkan ridha Allah. Tetapi harta juga bisa menjerumuskan manusia ke
dalam neraka. Terutama jika seorang Muslim tidak mengerti apa hakikat
harta, bagaimana mendapatkannya, menggunakannya, dan memanfaatkannya.
Al-Qur’an memberikan contoh konkrit perihal manusia yg gagal memahami
hakikat harta dan tahta. Di antaranya ada Fir’aun, Haman, dan Qarun.
Ketiganya adalah manusia yg terjerumus ke dalam neraka justru karena
harta dan tahta yg dicintainya. Mereka telah menjadi hamba dirham dan
hamba kekuasaan, sehingga tidak ada yg dipikirkannya selain uang, uang,
dan uang. Mengenai bagaimana cara mendapatkannya dan untuk apa, sama
sekali mereka tidak pernah mempedulikannya. Fenomena seperti ini,
ternyata tidak saja berlaku pada Fir’aun dan orang-orang terdekatnya.
Ternyata, hal itu juga terjadi di masa kini, bagaimana orang berlomba
menjadi wakil rakyat, pejabat, bahkan saat dirinya telah di penjara pun,
ia masih bernafsu menjadi pejabat. Dan, karena masih berpengaruh,
mantan narapidana korupsi itu pun bisa menjabat lagi dgn sangat mudah.
Tetapi itulah sifat manusia gila harta. Jangankan Undang-Undang, atau
apapun yg dibuat manusia, perintah Tuhan pun berani dia lawan. Yg
penting hidupnya bisa bergelimang uang dan keuntungan, sehingga bisa
hidup dalam kemegahan, kemewahan dan kesenangan. Fenomena seperti itu
sudah sangat lazim di negeri ini. Pelakunya pun bukan hanya wakil rakyat
dan pejabat. Mulai dari rakyat, wakil rakyat sampai pejabat, pebisnis
hingga artis, umumnya sudah tidak peduli agama dan lupa Allah. Siang
malam ia rela bekerja demi uang untuk makan dgn mengabaikan seluruh
kewajiban agama. Bahkan sebagian menikmati makanan dgn cara-cara
terlarang. Intinya sama, bisa hidup nyaman, bahkan kalau bisa megah dan
mewah. Orang-orang semacam itu tidak akan pernah menyadari
kekeliruannya, kecuali jasadnya telah dibenamkan dalam kuburan.
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam
kubur,” (QS. At-Takasur [102] : 1, 2). Ayat tsb menurut Ibn Katsir
adalah penjelasan tentang perihal kebanyakan manusia yg terlalu
disibukkan oleh kecintaan pada dunia, kenikmatan dan berbagai
perhiasannya, sehingga lupa untuk mencari dan mengejar kehidupan
akhirat. Kita sebagai Muslim tidak boleh terpengaruh lalu ikut-ikutan
kebanyakan orang yg sudah gila harta dan lupa iman. Karena harta itu
hanyalah apa yg kita makan. Jadi, jika berlebihan, apalagi salah dalam
pemanfaatannya, maka kita pasti akan masuk neraka. Anas meriwayatkan
dari Nabi, bahwa beliau bersabda,
“Anak Adam itu akan menjadi tua dan dua hal yg akan tetap bersamanya; ketamakan dan angan-angan’.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar