Jumat, 09 November 2012

Terlena oleh Harta

Harta adalah sarana, senjata, atau kendaraan yg sangat berguna bagi setiap Muslim untuk mendapatkan ridha Allah. Tetapi harta juga bisa menjerumuskan manusia ke dalam neraka. Terutama jika seorang Muslim tidak mengerti apa hakikat harta, bagaimana mendapatkannya, menggunakannya, dan memanfaatkannya.
Al-Qur’an memberikan contoh konkrit perihal manusia yg gagal memahami hakikat harta dan tahta. Di antaranya ada Fir’aun, Haman, dan Qarun. Ketiganya adalah manusia yg terjerumus ke dalam neraka justru karena harta dan tahta yg dicintainya. Mereka telah menjadi hamba dirham dan hamba kekuasaan, sehingga tidak ada yg dipikirkannya selain uang, uang, dan uang. Mengenai bagaimana cara mendapatkannya dan untuk apa, sama sekali mereka tidak pernah mempedulikannya.
Fenomena seperti ini, ternyata tidak saja berlaku pada Fir’aun dan orang-orang terdekatnya. Ternyata, hal itu juga terjadi di masa kini, bagaimana orang berlomba menjadi wakil rakyat, pejabat, bahkan saat dirinya telah di penjara pun, ia masih bernafsu menjadi pejabat. Dan, karena masih berpengaruh, mantan narapidana korupsi itu pun bisa menjabat lagi dgn sangat mudah.
Tetapi itulah sifat manusia gila harta. Jangankan Undang-Undang, atau apapun yg dibuat manusia, perintah Tuhan pun berani dia lawan. Yg penting hidupnya bisa bergelimang uang dan keuntungan, sehingga bisa hidup dalam kemegahan, kemewahan dan kesenangan.
Fenomena seperti itu sudah sangat lazim di negeri ini. Pelakunya pun bukan hanya wakil rakyat dan pejabat. Mulai dari rakyat, wakil rakyat sampai pejabat, pebisnis hingga artis, umumnya sudah tidak peduli agama dan lupa Allah.
Siang malam ia rela bekerja demi uang untuk makan dgn mengabaikan seluruh kewajiban agama. Bahkan sebagian menikmati makanan dgn cara-cara terlarang. Intinya sama, bisa hidup nyaman, bahkan kalau bisa megah dan mewah.
Orang-orang semacam itu tidak akan pernah menyadari kekeliruannya, kecuali jasadnya telah dibenamkan dalam kuburan.
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur,” (QS. At-Takasur [102] : 1, 2).
Ayat tsb menurut Ibn Katsir adalah penjelasan tentang perihal kebanyakan manusia yg terlalu disibukkan oleh kecintaan pada dunia, kenikmatan dan berbagai perhiasannya, sehingga lupa untuk mencari dan mengejar kehidupan akhirat.
Kita sebagai Muslim tidak boleh terpengaruh lalu ikut-ikutan kebanyakan orang yg sudah gila harta dan lupa iman. Karena harta itu hanyalah apa yg kita makan. Jadi, jika berlebihan, apalagi salah dalam pemanfaatannya, maka kita pasti akan masuk neraka.
Anas meriwayatkan dari Nabi, bahwa beliau bersabda, “Anak Adam itu akan menjadi tua dan dua hal yg akan tetap bersamanya; ketamakan dan angan-angan’.
Harta adalah sarana, senjata, atau kendaraan yg sangat berguna bagi setiap Muslim untuk mendapatkan ridha Allah. Tetapi harta juga bisa menjerumuskan manusia ke dalam neraka. Terutama jika seorang Muslim tidak mengerti apa hakikat harta, bagaimana mendapatkannya, menggunakannya, dan memanfaatkannya. Al-Qur’an memberikan contoh konkrit perihal manusia yg gagal memahami hakikat harta dan tahta. Di antaranya ada Fir’aun, Haman, dan Qarun. Ketiganya adalah manusia yg terjerumus ke dalam neraka justru karena harta dan tahta yg dicintainya. Mereka telah menjadi hamba dirham dan hamba kekuasaan, sehingga tidak ada yg dipikirkannya selain uang, uang, dan uang. Mengenai bagaimana cara mendapatkannya dan untuk apa, sama sekali mereka tidak pernah mempedulikannya. Fenomena seperti ini, ternyata tidak saja berlaku pada Fir’aun dan orang-orang terdekatnya. Ternyata, hal itu juga terjadi di masa kini, bagaimana orang berlomba menjadi wakil rakyat, pejabat, bahkan saat dirinya telah di penjara pun, ia masih bernafsu menjadi pejabat. Dan, karena masih berpengaruh, mantan narapidana korupsi itu pun bisa menjabat lagi dgn sangat mudah. Tetapi itulah sifat manusia gila harta. Jangankan Undang-Undang, atau apapun yg dibuat manusia, perintah Tuhan pun berani dia lawan. Yg penting hidupnya bisa bergelimang uang dan keuntungan, sehingga bisa hidup dalam kemegahan, kemewahan dan kesenangan. Fenomena seperti itu sudah sangat lazim di negeri ini. Pelakunya pun bukan hanya wakil rakyat dan pejabat. Mulai dari rakyat, wakil rakyat sampai pejabat, pebisnis hingga artis, umumnya sudah tidak peduli agama dan lupa Allah. Siang malam ia rela bekerja demi uang untuk makan dgn mengabaikan seluruh kewajiban agama. Bahkan sebagian menikmati makanan dgn cara-cara terlarang. Intinya sama, bisa hidup nyaman, bahkan kalau bisa megah dan mewah. Orang-orang semacam itu tidak akan pernah menyadari kekeliruannya, kecuali jasadnya telah dibenamkan dalam kuburan. “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur,” (QS. At-Takasur [102] : 1, 2). Ayat tsb menurut Ibn Katsir adalah penjelasan tentang perihal kebanyakan manusia yg terlalu disibukkan oleh kecintaan pada dunia, kenikmatan dan berbagai perhiasannya, sehingga lupa untuk mencari dan mengejar kehidupan akhirat. Kita sebagai Muslim tidak boleh terpengaruh lalu ikut-ikutan kebanyakan orang yg sudah gila harta dan lupa iman. Karena harta itu hanyalah apa yg kita makan. Jadi, jika berlebihan, apalagi salah dalam pemanfaatannya, maka kita pasti akan masuk neraka. Anas meriwayatkan dari Nabi, bahwa beliau bersabda,
 “Anak Adam itu akan menjadi tua dan dua hal yg akan tetap bersamanya; ketamakan dan angan-angan’.

Hilman Sapta Ganda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts