Tidak terbayang sebelumnya, Mubarak yang
begitu berkuasa di Mesir selama puluhan tahun akhirnya harus menjalani
hari-harinya dengan begitu tragis dibalik jeruji besi, setelah pengadilan Mesir
menjatuhkan putusan pahit vonis seumur hidup kepadanya.
Ia masih beruntung, karena rakyat yang
marah mengharapkan agar dia dijatuhi hukuman mati. Hal itu dianggap pantas
karena ia membiarkan 850 warganya tewas dalam aksi menuntut revolusi pada tahun
2011 lalu.
Di sisi lain, duniapun menyaksikan apa yang pada Al-Ikhwan Al-Muslimun (IM), yang selama 64 tahun menghadapi tekanan dari rezim Mesir kini telah menjadi kekuatan politik terbesar dan berpengaruh di negeri Piramida tersebut. Kini, kekuatan pro revolusi dari berbagai latar tuntas. Selanjutnya, jika Allah Ta’ala berkehendak, bukan tidak mungkin IM akan menjadi pemegang Utama kekuasaan.
Di sisi lain, duniapun menyaksikan apa yang pada Al-Ikhwan Al-Muslimun (IM), yang selama 64 tahun menghadapi tekanan dari rezim Mesir kini telah menjadi kekuatan politik terbesar dan berpengaruh di negeri Piramida tersebut. Kini, kekuatan pro revolusi dari berbagai latar tuntas. Selanjutnya, jika Allah Ta’ala berkehendak, bukan tidak mungkin IM akan menjadi pemegang Utama kekuasaan.
Bagi para aktivis dakwah yang saat ini
sedang bergerak dan berjuang, kenyataan ini sekali lagi mengingatkan kita pada
firman Allah Ta’ala berikut ini,
Katakanlah: “Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau hendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau hendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau hendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau hendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
( QS.Ali Imran, 3: 26 ).
Diriwayatkan oleh Al-wahidy dari Ibnu Abbas
dan Anas Bin Malik, bahwa setelah Rasulullah Shalallahu ‘alai wa salam menguasai Mekah, beliau menerangkan bahwa
umat islam akan menguasai Persia dan Romawi. Maka orang-orang muafik dan yahudi
berkata, “Muhamad sekali-kali tak akan
dapat menguasai Persia dan Romawi, mengapa Muhammad tidak merasa cukup dengan
menguasai Mekah dan Madinah saja ? mengapa dia berambisi menguasai Persia dan
Romawi ?”
Maka Allah Ta’ala menurunkan ayat ini (lihat: al-Qur’anul Karim watafsiruhu
Juz III, hal. 480), yang menegaskan bahwa hak Allah sajalah untuk memberikan
kerajaan (kekuasaan) kepada orang yang Ia hendaki atau mencabut kerajaan dari
orang yang Ia kehendaki. Dia pula yang memuliakan siapa saja yang Dia
kehendaki, dan menghinakan orang yang Ia kehendaki.
Pemilik kekuasaan adalah Allah Ta’ala .Kehendak atas kekuasaan tersebut
menjadi hak-Nya semata. Hal itu kadang kala di luar jangkauan akal dan
perhitungan manusia. Oleh karena itu, bagi mereka yang mengharap tamkin demi kemuiliaan agama, jangan
pernah merasa ragu untuk terus bergerak dan berjuang. Karena Sang Pemilik
kekuasaan selau ada bersama mereka. Jika mereka tetap berkomitmen pada
kebenaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar