Angin reformasi 98 berhembus dari Indonesia, negeri berpenduduk muslim
terbesar di seluruh dunia ke kawasan Timur Tengah. Di Mulai dari Tunisia,
Mesir, Maroko, Libya, Yaman, Suriah juga Saudi.
Tunisia hanya
membutuhkan satu pekan untuk menggulingkan rezim Ben Ali dan dalam rentang
waktu delapan bulan berikutnya mampu menyelenggarakan pemilu secara demokraris
dan aman. Keluar sebagai pemenangnya adalah Hizbul Harakah An-Nahdhah, partai
yang berafilisasi ke Jamaah Ikhwanul Muslimin.
Mesir mengikuti jejak berikutnya. Dalam rentang waktu delapan belas
hari rezim Mubarak dilengserkan dalam peristiwa fenomenal 'Revolusi 25
Januari'. Dan hasil final pemilu legislatif dimenangkan oleh Hizbul Hurriyah
wal Adalah, partai yang didirikan oleh Jamaah Ikhwanul muslimin.
Di Maroko secara diam-diam angin reformasi juga berimbas pada
amandemen undang-undang yang dilakukan pada bulan juli lalu. Di antara klausul
amandemen itu menyebutkan bahwa Raja mengangkat Perdana Menteri dari partai
yang paling banyak kursinya di parlemen. Dan partai Islam, Hizbul Adalah Wat
Tanmiyah memenangi hajat demokrasi itu.
Di Saudi, angin perubahan juga bisa dirasakan. Raja Abdullah
melaksanakan sebagian tuntulan para ulama untuk mengadakan perubahan di
berbagai bidang; kesejahteraan, lapangan kerja, pemukiman, pemilu dewan kota,
juga statemen beliau yang mengejutkan banyak pihak, termasuk Barat, bahwa kaum
perempuan diperbolehkan berpartisipasi dalam pemilu, meski untuk periode
mendatang.
Di Libya, meski berdarah-darah dan kehancuran ada di mana-mana,
akhirnya rakyat meraih kebebasannya dan sekarang meretas jalan transisi menuju
demokrasi yang damai.
Di Yaman presidennya sudah menyerahkan kekuasaannya dan dibentuklah
pemerintahan rekonsiliasi nasional sampai pelaksanaan pemilu presiden pada
Februari 2012. Di Suriah juga demikian, meski pemerintah Suriah masih
bersikeras melanggengkan kekuasaannya, tidak mengindahkan seruan Liga Arab dan
seruan Dunia Internasional mengikuti jejak yaman, namun lambat laun tapi pasti
rakyatnya akan mendapatkan hak kebebasannya.
Dari Musim Semi Revolusi di kawasan Timur Tengah ini, gerakan Islam
berperan besar dalam menggerakkan mengarahkannya. Ketika pemilu digelar secara
demokratis pasca rezim otoriter, maka gerakan Islam tampil memenanginya.
Ada beberapa analisa dari Pemikir Timur Tengah, juga Pengamat Eropa
yang melihat perkembangan perpolitikan di kawasan Timur Tengah, terutama di
Mesir sebagai berikut :
·
Rakyat ingin mencoba yang baru dan berbeda dari
yang sudah-sudah. Mereka bosan selama ini di bawah tekanan pemerintahan militer,
nasionalis dan liberal. Mereka ingin mencoba dari kalangan Islam yang
sepertinya menjanjikan.
·
Hizbul Hurriyah wal Adalah atau partai Kebebasan
dan Keadilan (PKK) yang didirikan oleh Jamaah Ikhwanul Muslimin (lM) lebih
dipilih dari pada Hizbun Nur partainya Salafi yang juga islami, karena PKK
lebih moderat dan organisasinya lebih modern.
·
Kader PKK ada di semua lini atau bidang dan
hadir di tengah masyarakat. Jangankan sebelum pemilu, sebelum turunnya Mubarak
saja, kader PKK sudah muncul dan memenangi setiap organisasi profesi
(niqaabah), seperti : organisasi profesi dokter, guru, apoteker, wartawan, pengacara
dan hakim. Semua niqaabah level nasional, rata-rata ketuanya adalah kader IM
sebelum menjadi PKK.
Yang menarik juga adalah adanya perubahan drastis dari kalangan Salafi
di Mesir. Tokoh-tokoh mereka mengatakan : "Kami merasa bersalah ketika
kami membiarkan Ikhwan sendirian di Medan Tahrir dalam peristiwa revolusi 25
]anuari 2011.”
''Sebelumnya kami memandang bahwa medan amal siasi - dakwah politik -
hanya menyia-nyiakan waktu dan tidak syar'i, tetapi sekarang kami melihat bahwa
politik adalah bagian yang tak terpisahkan dari agama”
Kelompok Salafi di Mesir pun akhirnya mendirikan partai, namanya
Hizbun Nur - Partai Cahaya -.
Partai-partai di Arab yang berafiliasi ke Jamaah Ikhwanul meraih kemenangan
bukan karena mereka mengusung issu-issu agama dan penerapan syari'ah, akan
tetapi lebih pada issu-issu yang terkait dengan hajat hidup masyarakat secara
langsung, seperti masalah sosial, lapangan pekerjaan, ekonomi, pendidikan, dan
pemberantasan korupsi.
PKK misalkan, mereka merumuskan Platform Perjuangannya sangat detail,
sebagai 'blue print' dalam mengelola negara. Kesimpulan Platform tersebut
terangkum dalam empat kata ; “ Hurriyah, Adalah, Tanmiyah dan Riyadah -
Kebebasan, keadilan, Pembangunan dan Kepemimpinan"
Ketika Eropa dilanda krisis ekonomi yang sangat parah, maka di Dunia
Islam, gerakan lslam mulai menggeliat dan menuju anak tangga pemerintahan,
lewat pemilu yang demokratis. Boleh jadi inilah masa perubahan - peradaban dunia
– tadawul hadharah alamiyah - menuju
kebangkitan Islam dan umatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar