Mafia-mafia pelaku kudeta, satu persatu sudah menampakkan kegelisahan. Pertanda, firman Allah sangat tepat ketika berfirman, "Engkau sangka mereka bersatu, padahal hati mereka berpecah-belah. Yang demikian itu ialah karena mereka itu adalah kaum yang tidak berakal." (Al-Hasyr: 17)
Ya, mereka nampak bersatu padu, apik bekerjasama, demi melengserkan Moursi dari mandat rakyat yang sah. Namun saat Moursi sudah dikudeta, mafia-mafia itu pun tak kuasa hati untuk menutupi "syahwat serakah" terhadap kekuasaan.
Tengoklah kicauan Elbaradai, Wapres Bidang Luar Negeri di akun twitternya ia mengancam Letjen As-Sisi untuk menghentikan propaganda media yang ditenggarai memperburuk citra dirinya. Elbaradai menekan As-Sisi untuk kembali tampil terdepan menghadapi Islamis (proMoursi), setelah hari kemarin (2/8/13), As-Sisi menyerahkan mandat kepada kepolisian di bawah kemendagri.
Bahkan Elbaradai dalam wawancara dengan Reuters secara sengaja menunjuk As-Sisi sebagai problem solver dengan menganggap tiada keberadaan Presiden Adli Mansour sebagai presiden.
Elbaradai seakan menegaskan, "Saya akan memulai menebar isu bahwa yang terjadi di Mesir adalah kudeta bukan revolusi rakyat, tentu jika kudeta yang anda lakukan tidak lurus. Saya akan cuci tangan atas pembantaian yang anda lakukan, dengan menebar release."
Ungkapan Elbaradai di atas mencerminkan, dirinya benar-benar siap mendukung pembantaian di level lobi internasional dengan dalih memerangi teroris, namun dengan syarat 1. As-Sisi memahami bahwa peran dirinya hanyalah sekedar jembatan bukan halte terakhir, dimana kekuasaan berakhir di tangan militer; 2. As-Sisi harus mampu mengerem ambisi pribadi untuk berkuasa.
Tidak hanya Elbaradai, Jhon Kery, Menlu AS nampak sedikit meluruskan sikap AS yang solid mendukng militer Mesir. Pada hari ini, saat ia di London menyampaikan perubahan sikapnya dengan mengatakan, "Semua pihak baik militer maupun pendukung Moursi, harus aktif bekerja demi mencapai solusi damai atas krisis." Jhon Kery menegaskan, adalah hak pendukung Moursi untuk melakukan aksi demo damai. Wawancara Jhon Kery ini ditanggapi Fox News dan situs-situs AS dengan judul; "Kery Berusaha Menjelaskan Kembali Sikap AS tentang Mesir.'
Kemendagri lain lagi. Nampaknya ia mulai menurunkan tensi tekanan terhadap Islamis proMoursi. Muhammad Ibrahim sang menteri mengkhawatirkan pecahnya konflik antara kepolisian dengan demonstran yang jumlahnya jutaan. Bisa jadi, kepolisian -setelah militer mundur- akan mudah dilumpuhkan, atau kepolisian Mesir harus siap-siap membayar mahal tindakan represifna di mata internasional. Hal ini jelas terlihat dari wacana menyeret militer dan kepolisian ke Amnesti Internasional dan Human Right Watch baru-baru ini.
Kisruh dan konflik di barisan kudeta secara kasat mata mudah ditebak. Diprediksi, Elbaradai akan mundur teratur dari barisan kudeta. Maling teriak maling. Kongsi pun akan segera pecah.
Sungguh tekanan demonstran proMoursi yang digalang Ikhwanul Muslimin, sangat besar efeknya secara psikologis. Jumlah jutaan demonstran yang rapi dan damai, benar-benar efektif. Kendati hasilnya tidak mudah terlihat dalam waktu dekat. Lanjutkan wahai para pejuang! Di sini kami dukung dengan doa terindah kami!
by: Nandang Burhanudin
Sumber :
http://www.pkspiyungan.org/2013/08/koalisi-pelaku-kudeta-di-mesir-mulai.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar