Rabu, 02 November 2011

Pemuda sebagai Basis Operasional dan Kaderisasi

Percayakah anda jika ada yang mengatakan bahwa sebagian besar pelaku peristiwa peristiwa penting di dunia ini adalah mereka yang tergolong pemuda ? Tampaknya kita akan menganggukkan kepala tatkala menjawab pertanyaan itu. Tayangan televisi dan gambar-gambar di koran atau majalah memperlihatkan bahwa sebagian besar yang terlibat dalam berbagai demonstrasi di negara negara Timur Tengah yang menggulingkan kepala negaranya adalah para pemuda.
Jika ditilik, bukan hanya di Timur Tengah saja yang melibatkan pemuda. Hampir seluruh gerakan di dunia, sejak zaman purba hingga zaman satelit inl, melakukan langkah yang sama yaitu melibatkan pemuda.
Ketika Islam mencetuskan gerakan dakwah belasan abad yang silam melibatkan Ali bin Abi Thalib RA. Dia seorang pemuda belasan tahun ketika masuk Islam dan menjadi orang - orang terdahulu ke-Islamannya (assabiqu al awwaluuna). Usamah bin Zaid bin Haritsah adalah seorang pemuda belasan tahun ketika menjadi pimpinan pasukan muslim yang dikirim ke wilayah perbatasan Arab-Romawi pada detik-detik terakhir kehidupan Rasulullah SAW.
Ada ungkapan dari Rasulullah SAW yang menarik, sabdanya :
  • "Hati orang tua (dapat menjadi) muda di atas dua kecintaan : cinta kehidupan dan cinta harta."
Hadits yang dishahihkan Imam Suyuthy ini diriwayatkan oleh Muslim dan Ibn Maajah dan dalam lafaz sedikit berbeda diriwayatkan oleh Ahmad, At Tirmidzy dan Hakim. Apakah yang tergambar tentang identitas muda dalam hadits tersebut ? Ya, Pemuda adalah cermin kekuatan, semangat dan kepolosan. Dengan demikian pemuda menjadi unsur yang paling mudah untuk digerakkan dan diarahkan. Dalam tinjauan sebuah gerakan, ada dua hal yang menonjol dalam diri pemuda. Pertama, kedudukannya sebagai basis operasional dan kedua sebagai basis kaderisasi. Kekuatan dan semangat membuat mereka sangat cocok bagi peran operasianal yang membutuhkan energi besar. Sedangkan kepolosannya memudahkan para penggerak untuk menanamkan nilal-nilai yang akan memotivasi aktivitas gerakan. Rasulullah SAW sangat menghargai potensi kepemudaan ini. Dalam sebuah hadits yang menceritakan tujuh macam orang yang bakal dinaungi Allah di bawah naungan-Nya, satu di antaranya :
  • Pemuda yang bersemangat menghambakan diri kepada Allah (syabbun nasya-a fi 'ibadatillahi 'azza wajalla), dan seterusnya.

Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhary, Muslim, Ahmad, An Nasaai, At Turmidzy dan Malik melalui jalan Abu Hurayrah dan Abu Sa'id.
Hadits ini jelas merupakan arahan bagi para pemuda untuk menyalurkan potensinya kepada kebaikan yang sejati. Kebaikan yang akan membuat mereka jaya di dunia dan juga jaya di akhirat. Berhamba hanya kepada Allah, berjuang hanya untuk kejayaan Islam, bekerja keras hanya untuk menegakkan kebenaran yang sejati. Inilah jalan hidup pemuda muslim yang sangat berharga dan tidak boleh disia-siakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts