Bandung—Salah seorang pendiri Partai Bulan Bintang (PBB), Prof Dr H Jusuf Amir Feisal, SPd, Selasa (14/10/2014) berpulang. Selain sebagai pendidik dan politisi, Jusuf juga tergolong sedikit intelektual pada zamannya yang mendukung gerakan jilbab di kampus-kampus.
Selain karena usia tua, almarhum meninggal karena saklit yang telah lama dideritanya.
Selama hidup Jusuf dikenal sebagai tokoh yang konsisten menjalankan aktivitas personalnya bagi kemajuan dunia Islam Indonesia dan kemajuan dunia Pendidikan Indonesia.Setelah menyelesaikan studi sarjananya di IKIP Bandung, Jusuf mengabdikan diri untuk almamaternya dengan menjadi Pembantu Dekan III dan I FKSS IKIP Bandung pada tahun 1964 hingga tahun 1966. Pada tahun 1967, Jusuf naik posisi menjadi Dekan FKSS IKIP Bandung, dia menjadi dekan hingga tahun 1981. Sewaktu menjadi dekan, Jusuf juga dipercaya untuk menjadi Pembantu Rektor III IKIP Bandung hingga tahun 1979.
Aktivitas keislaman Jusuf Amir Feisal juga mendekatkannya dengan kelaurag besar Masyumi. Itulah sebabnya, ia juga merupakan salah satu pendiri Partai Bulan Bintang pasca reformasi, dan mantan Ketua DPW PBB Jawa Barat. Jusuf pernah menjabat sebagai Wakil Ketua MPR RI periode 1999-2004 dan anggota DPR Komisi I periode 1999-2004.
Jusuf Amir Feisal kemudian mengundurkan diri dari PBB beberapa saat selepas pensiun masa jabatan MPR dan non-aktif dari politik kepartaian.
Jusuf Amir dikenal sebagai sosok yang ikhlas selalu ikut memperjuangkan keutuhan NKRI dan loyal terhadap penegakan Pancasila dengan dasar amar ma'ruf nahyi munkar sejak masa kecil hingga dewasanya bersama mantan Perdana Menteri Indonesia, Dr Hc H Mohammad Natsir.
Dia adalah Ketua Umum Yayasan Persatuan Guru Islam Indonesia di Bandung, Anggota Pembina Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia-Pusat periode 2010-2015, tercatat sebagai Pemrakarsa dan Pendiri ICMI dan mantan Wakil Ketua Dewan Pakar ICMI Pusat 1995-2000 dan masih Anggota Dewan Kehormatan ICMI Pusat 2010-2015.
Dalam aktivitas pembinaan generasi muda, almarhum dikenal sebagai pendiri Lembaga Indonesia-Amerika (LIA) Bandung, dan salah seorang penggagas lembaga pengkajian Islam di Masjid Salman-ITB.
Pada zaman pergerakan mahasiswa menuntut diakhirinya tekanan pada pemakai jilbab dan gerakan anti SDSB di 1990-an, Jusuf termasuk salah seorang intelektual yang menegaskan keberpihakannya kepada gerakan mahasiswa tersebut. [dsy]
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar