Jumat, 18 Juli 2014

Pengertian Margin Error Quick Count Perlu Diluruskan


Tanggal 9 Juli kemarin merupakan hari yang paling ditunggu-tunggu oleh sebagian besar rakyat Indonesia. Bukan karena hari kemarin adalah hari libur, namun karena hari itu akan menjadi hari bersejarah. Kita semua begitu menanti-nanti siapa calon presiden yang akan memimpin indonesia 5 tahun ke depan. Biasanya setelah melaksanakan ‘pencoblosan’, kita dapat mengetahui siapa yang akan menang, dua sampai tiga jam setelahnya melalui quick count (hitung cepat). 
Selama ini kita percaya dan mendewa-dewakan hasil quick count bahkan jika hasil KPU kurang sesuai, maka KPU dianggap curang. Aneh bukan? Yang berlaku demikian tidak hanya rakyat awam, para politisi pun bertingkah percaya berlebihan kepada hasil quick count. Buktinya, kedua pasangan calon telah mendeklarasikan kemenangan bahwa mereka adalah presiden versi quick count.
Di media beberapa televisi terjadi perdebatan metodologi bagaimana quick count dilaksanakan. Sebagian lembaga mengklaim bahwa metode mereka lah yang paling memenuhi kaidah statistik. Sementara lembaga lainnya salah. 
Saya, sebagai pengajar Metodologi Statistik merasa berkewajiban untuk meluruskan mengenai margin of error. Mengapa? Karena perdebatan para ‘ahli’ quick count banyak berkisar pada berapa persen margin of error. Para direktur eksekutif lembaga survei itu mengklaim bahwa ketika margin of errorlebih rendah maka hasilnya akan lebih akurat. Ketika margin of error-nya 5% maka selisih antara hasil KPU dengan hasil quick count tidak akan melebihi 5%. Pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar.
Margin of error adalah salah satu ukuran tingkat kesalahan sampel atas populasi yang dibatasi oleh peneliti. Margin of error akan berpengaruh terhadap seberapa besar jumlah sampel yang diambil, That’s it! Margin of error tidak berhubungan sama sekali dengan representasi/keterwakilan basis sampel.Quick count dengan Margin of error yang lebih rendah tidak menjamin hasilnya akan lebih akurat dibandingkan dengan margin of error yang lebih tinggi. Mengapa? Tentu karena tergantung TPS mana yang dijadikan sampel. Gambaran ekstrimnya, Jika sampel yang diambil adalah sebagian besar TPS di Jawa Tengah maka sudah tentu pemenangnya adalah nomor 2. Sebaliknya jika yang diambil adalah di Jawa Barat, maka tentunya nomor 1 pemenangnya. Ingat quick count adalah hasil perhitungan dari 2 ribuan TPS yang dijadikan sampel yang diambil dari 479 ribuan populasi TPS. Quick count adalah hasil sebagian bukan keseluruhan. Tidak mengherankan jika muncul beragam hasilquick count di tengah-tengah ketidaknetralan media dan lembaga survei.
Lalu bagaimana seharusnya? Seharusnya lembaga-lembaga survei tersebut tidak hanya berbicara metodologi sempit sebatas margin of error, lebih jauh perlu menjelaskan keterwakilan sampel atas populasi. Lembaga-lembaga survei harus menjelaskan berapa sampel TPS yang diambil dari masing-masing wilayah, berapa pemilih nomor 1 dan 2 di masing-masing TPS. Jika perlu sebutkan satu persatu TPS mana saja yang dijadikan sampel. Lembaga survei jangan memperkeruh suasana dan membodohi masyarakat dengan menyajikan angka yang tiba-tiba muncul dari langit tanpa menjelaskan secara detail dari mana angka tersebut muncul. Bahkan mengklaim bahwa hasil quick count lah yang paling benar dibandingkan hasil KPU sekalipun. Konyol!
Sebagai masyarakat, tentunya kita harus lebih memahami bahwa hasil quick count itu adalah hanya hasil perhitungan sebagian TPS bukan keseluruhanTPS. Kita harus memaklumi itu dan membuka ruang kemungkinan salah. Tentu hasil perhitungan KPU-lah yang paling benar dan mengikat, yang pastimargin of error-nya 0 (nol). Jangan sampai kita tergiring opini dengan terlalu dini mengatakan salah satu pasangan menang menjadi presiden.
Semoga kita semua menjadi masyarakat yang lebih cerdas yang tidak mudah tergiring opini. Masyarakat yang cerdas adalah masyarakat yang mampu membedakan mana opini dan mana fakta.
Penulis:
Ayat Hidayat
Pengajar Metode Riset di salah satu Perguruan Tinggi di Jakarta
Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts