Ridho Allah dan tempat yang terhormat di sisi-Nya. itulah cita-cita sejati para pahlawan mukmin dan itulah ambisi yang sebenarnya, ambisi yang di syari'atkan, ambisi yang mendorong lahirnya semangat kompetisi yang tak habis-habisnya. Di sini medan kompetisi sangat berbeda dengan kompetisi di medan lain. Yang membedakannya adalah luas daerah kompetisi yang tak terbatas kecuali oleh batasan kebaikan itu sendiri, karena hadiah yang disediakan oleh kompetitor juga tak terbatas.
Dari mata air inilah para pahlawan mukmin sejati itu mereguk surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
- "(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkannya."(QS.Ali.Imran:133-134).
Kompetisi juga merupakan cara terbaik untuk membedakan peringkat para pahlawan sejati itu di mata Allah SWT. Itulah sebabnya Allah SWT, menyebut generasi mukmin angkatan pertama sebagai assabiqunal awwalun (orang-orang yang pertama yang mendahului) atau semacam 'Advanced competitor'. Itu pula sebabnya Allah SWT memberi ganjaran pahala yang berbeda-beda sesuai dengan capaian masing-masing.
Indikator yang digunakan untuk menilai kompetisi itu adalah panduan-panduan yang harmonis antara waktu( kecepatan), kualitas, kuantitas, dan manfaat sosial dari setiap unit amal yang kita lakukan. Maka pahala mujahidin Badar berbeda dengan pahala para mujahidin dari peperangan selain badar.
Begitulah akhirnya para pahlawan mukmin sejati itu memaknai kebahagiaan. "Setiap kali Ia menyelesaikan satu unit amal, dalam tempo yang ringkas dan cepat, dengan kualitas maksimum, dengan manfaat sosial yang sebesar-besarnya , barulah mereka dapat menikmati rentan waktu itu. Kebahagiaan mereka terletak
pada selesainya unit-unit amal sholeh dengan cara yang sempurna".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar