Jumat, 16 Desember 2011

Berhati-hatilah dengan waktu luang

  • “Telah dekat dari manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedangkan mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling.”(QS.21:1)
Maha kuasa Allah yang menciptakan arena bumi sebagai sarana ujian. Kekayaan alam yang begitu melimpah Sungai-sungai jernih yang melahirkan kehidupan. Hujan yang membangkitkan harapan. Dari itulah, hamba-hamba Allah membuktikan diri: apakah ia sebagai hamba yang konsisten atau dusta .

Ada baiknya berhati-hati dengan yang boleh. 
Tak ada yang tanpa batas di dunia ini. Karena sunnatullah dalam alam, semua tercipta dalam satu takaran tertentu. Dari takaran itulah, keseimbangan dalam diri manusia. Kalau keseimbangan goyah , yang muncul adalah kerusakan. Dalam diri manusia ada tiga keseimbangan yang mesti terjaga :
  • Keseimbangan Akal
  • Keseimbangan Ruhani,dan 
  • Keseimbangan Fisik. 
Satu keseimbangan terganggu seluruh fisik mengalami kerusakan. Ketidak seimbangan tidak hanya dari sudut kekurangan. Berlebih-lebihan pun bisa memunculkan ketidak seimbangan termasuk dalam pemenuhan kebutuhan fisik dan psikis.
Diantara urusan fisik adalah makan dan minum. Allah SWT berfirman,
  • ”…..makan dan minumlah dan jangan berlebih-lebihan.sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang berlebihan.”(QS.7:31)
Berlebih lebihan dalam makan dan minum, walaupun halal bisa memunculkan penyakit. Lebih berasal dari lambung. Karena itulah Rasulullah saw meminta kaum muslimin untuk mengerem makan. Dan cara yang paling bagus adalah dengan puasa. Beliau saw, mengatakan,
  • ” Berpuasalah, niscaya kamu akan sehat.”(Al hadist )
Masih banyak hal yang boleh yang mesti pas dengan takaran. Diantaranya,hubungan seksual suami istri, tidur, dan juga bersantai.

Ada kecenderungan manusia bersantai
Sudah menjadi sifat dasar manusia memilih jalan yang gampang dari pada yang sukar. Lebih memilih santai daripada banyak bekerja.
  •  “ Maka tidaklah sebaiknya ia menempuh yang mendaki lagi sukar.”(QS.90:11)
Santai pada timbangan proporsional memang agus. Karena itu bermakna istirahat. Dari istirahatlah keseimbangan baru bisa lahir. Dengan istirahat, lelah dapat tergantikan dengan kesegaran baru. Tapi, ketika santai tidak lagi proporsional, yang muncul adalah hura hura dan kemalasan, orang menjadi hedonis. Orientasi bergeser dari keimanan kepada serba kesenangan. Saat itu, santai tidak hanya menggusur jenuh, tapi juga menggusur kewajiban kepada suami,anak, dan juga kewajiban sebagai hamba Allah swt. Di antara ciri orang yang beriman adalah berhati-hati dengan perbuatan yang sia-sia. Allah swt. Berfirman,
  • “ Sungguh beruntung orang orang yang beriman,(yaitu) orang orang yang khusuk dalam shalatnya, dan yang menjauhkan diri dari (perbuatan) yang tidak ada gunanya.(QS.23:1-3)
 Rasulullah saw mewanti-wantipara sahabat agar berhati hati dengan waktu senggang. Beliau bersabda,
  • ” Ada dua kenikmatan yang membuat banyak orang terpedaya yakni nikmat sehat dan waktu senggang.” (HR.Bukhari)
Ada banyak cara mengusur letih dan jenuh.
Letih dan jenuh kadang tidak hanya bisa di segarkan dengan santai. Ada banyak cara agar penyegaran dapat lebih bermakna dan sekaligus terjaga dari lalai. Para sahabat rasulullah biasa mengisi waktu kosong dengan tilawah, dzikir, dan salat sunnah. Itulah yang biasa mereka lakukan ketika suntuk. Saat jaga malam bergantian mereka melakukan shalat malam. Bentuk lainnya adalah bermain dengan isteri dan anak. Rasulullah pernah lomba lari dengan Aisyah r.a. kerap juga bermain “kuda-kudaan” bersama dua cucu beliau Hasan dan Husein. Dari sini, santai bukan sekedar menghilangkan jenuh tetapi juga membangun keharmonisan keluarga. Rasulullah saw. Mengatakan,
  •  “ Orang yang cerdik ialah yang dapat menaklukkan nafsunya dan beramal untuk bekal sesudah wafat. Orang yang lemah ialah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan –angan milik terhadap Allah.” (HR.Abu Daud )
Ada pihak lain yang mengintai kelengahan kita
Pertarungan antara hak dan batil tidak kenal istilah damai. Tetap dan terus berlangsung hingga hari kiamat. Dari situlah, saling mengintai dan saling mengalahkan menjadi hal lumrah. Dan kewaspadaan menjadi hal yang tidak boleh dianggap ringan.
Pihak yang jelas-jelas melakukan pengintaian adalah musuh abadi manusia. Dialah iblis dan para sekutunya. Allah SWT membocorkan itu dalam firmanNya.
  • ”iblis mengatakan, karena engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan kiri mereka. Dan engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).”(QS.7:16-17)
Kelompok lain adalah adalah kelompok manusia yang tidak suka dengan perkembangan islam. Mereka selalu mengintai kelemahan orang islam, mengisi rumah rumah orang islam dengan dengan hiburan yang melalaikan. Bahkan mengkufurkan. Masih banyak upaya lain orang kafir untuk menghancurkan islam.
Karena itu berhati-hatilah dengan waktu luang. Kalau tidak bisa diisi dengan yang produktif setidaknya diisi dengan yang tidak melalaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts