Itulah sabda Rasulullah saw. kepada Hasan bin Tsabit ra., ketika dia membela dakwah Islamiah dan Rasulullah dengan puisinya.
Dari sabda Rasulullah kepada Hasan ini dapat kita pahami bahwa ungkapan puisi bukan hanya boleh, bahkan didorong oleh beliau. Bahkan pula hal itu dirasakan sebagai perintah..!
Orang yang dikaruniai Allah dengan bakat berpidato dan kefasihan lidah, diminta untuk membela dakwah Islamiah dengan memanfaatkan bakatnya tersebut.
Namun, bagaimanapun hal itu merupakan kewajiban kolektif. Artinya, bila sebagian orang melaksanakannya, maka gugurlah tanggung jawab sebagian yang lain, dan mereka boleh menyalurkan bakatnya itu untuk kepentingan-kepentingan pribadinya!
Akan tetapi, masing-masing mereka dibebani dengan kewajiban individual... Setiap muslim yang mempunyai bakat berpidato, kefasihan lidah, dan ekspresi seni, dalam menggeluti berbagai kegiatannya diminta untuk konsisten dengan ketentuan-ketentuan Islam. Inilah tuntutan ekspresif dari kalimat 'Tiada Tuhan selain Allah'.
Di sini ada hubungan antara semua kegiatan seorang muslim dengan akidahnya, sebagai perwujudan dari firman Allah swt:
- " Katakanlah : sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi Nya"….
(Al-An'am: 162-163)
Walaupun orang yang berbakat seni tidak banyak jumlahnya dalam masyarakat, namun orang Iain dapat menikmati hasil karya seni itu dengan menonton, mendengar dan membacanya, seolah-olah merekalah pelakunya" Kalau kegiatan kesenian itu merupakan sesuatu yang fitrah, baik bagi yang berkarya maupun bagi penggemarnya, maka kegiatan tersebut masuk ke dalam cakupan ayat “hidupku”. Jadi, sesuai dengan tuntutan Islam, kegiatan itu harus sepenuhnya dilakukan hanya karena Allah semata.
Banyak orang mengira ketika mendengarkan ungkapan ini, bahwa ekspresi seni harus sepenuhnya diarahkan untuk menyebarkan nasehat, agar seni menjadi seni bermoral agama dan semata mata karena Allah, Tuhan semesta alam. Perkiraan seperti ini tidak betul. Sebab, pemberian nasehat atau ceramah umpamanya, mempunyai situasi dan kondisi tersendiri... Bila semua kalimat yang kita ungkapkan berobah menjadi nasehat, maka kalimat-kalimat itu akan membosankan ketimbang menyenangkan.
Para sahabat yang mulia mengatakan bahwa Rasulullah saw. memberi mereka nasehat dari waktu ke waktu ( tidak setiap waktu ), karena khawatir akan bosan. Bila Rasulullah saw. berlaku demikian kepada para sahabat beliau yang mulia, yang menyerap semua kalimat yang meluncur dari mulut beliau sebagai pelajaran dan untuk diajarkan kepada orang lain, lalu bagaimana dengan kita sebagai orang awam bila semua ekspresi dijadikan nasehat ? Tidak ! seni bukanlah nesehat.. walaupun kadang-kadang seni itu sendiri mengandung nasehat, bila kata-kata yang dilontarkan sangat mengesankan dan mampu menggugah perasaan.
Ekspresi seni adalah suatu ekspresi tidak langsung. Pesan-pesannya akan sampai ke dalam perasaan seseorang melalui penampilan berbagai situasi yang hidup dan gerakan yang penuh makna, bukan melalui nasehat langsung. Apa yang harus dilakukan oleh seorang muslim yang diberi Allah kemampuan untuk berekspresi dengan indah ?
Dakwah Islamiah selalu butuh kepada pendukung dan pembelanya sebab di lain pihak, perang selalu mengancam dakwah ini. Perang yang telah dilancarkan oleh Iblis, sejak manusia pertama diciptakan oleh Allah SWT.
Firman Allah swt :
- '' Iblis menjawab : Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangl mereka dari depan dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta'at)'"(Al-A'raf: 16-17)
- “Iblis menjawab: " Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semua, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka. " (Shad:82-83)
- "Seandainya Allah tidak menolak (keganasun) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam." (Al-Baqarah:251)
Perang yang melanda dakwah Islamiah dewasa ini menggunakan segala macam cara... Baik berupa serangan langsung terhadap Islam, terhadap prinsip, pemahaman, akidah, syariat dan tradisinya, atau dengan cara merusak moral dan memperdaya masyarakat Islam dengan hal-hal yang tidak berguna... semua ini bertujuan untuk memalingkan ummat Islam dari kebenaran dan menjauhkan mereka dari jalan Allah SAW.
Kaum muslimin yang dikaruniai Allah bakat dan kemampuan berekspresi memikul tanggung jawab untuk membalas permusuhan tersebut, baik dengan cara menjelaskan hakikat Islam, ataupun dengan cara menelanjangi jahiliah kontemporer dengan mengungkapkan kesesatan prinsip dan nilai-nilai yang dipegangnya dan menyingkap kegiatan perusakan yang dilakukan oleh antek-anteknya. Misalnya : kegiatan kegiatan yang mendorong masyarakat untuk berhura-hura dan mengerjakan hal-hal yang tidak berguna...
Firman Allah SWT :
- "Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Allah. Sesungguhnya kekuasaannya hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah. " (An-Nahl: 99-100)
Bila tugas ini dilaksanakan oleh sekelompok orang dalam jumlah yang memadai dari kalangan mereka yang mempunyai bakat berekspresi, maka mereka yang berbakat lainnya boleh menyalurkan bakatnya ke aspek lain, dengan syarat selalu kosisten dengan berbagai ketentuan Islam...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar