Minggu, 07 November 2010

Jebakan

Wanita berambut pirang itu mengenakan celana panjang ketat dan blus dengan potongan rendah. Begitu sensual. Ia biasa menunggu di halte bus tempat Butrus Even Halim berangkat bekerja setiap hari divillejuif, daerah pinggiran sebelah selatan Paris. Hanya 2 bus yang menggunakan halte itu dan hanya beberapa penumpang lain yang biasa berdiri menunggu bus. Halim pasti memperhatikan wanita itu. Wanita itu mempunyai teman yang selalu mengendarai Ferrari merah BB512. Pengendara mobil itu, seorang pria berkulit putih, bermata biru dan berpakaian mencolok, menjemput si pirang.
Halim menghabiskan perjalanannya yang sepi ke tempat kerja sambil berpikir tentang wanita tersebut. Halim tidak suka berbicara kepada siapa saja sepanjang perjalanan. Petugas keamanan Irak telah menginstruksikannya mengambil rute yang berbeda ke tempat kerja dan sesering mungkin mengubah rute perjalanannya. Satu –satunya rute tetap adalah halte bus di dekat rumahnya di Villejuif dan stasion Metro Saint-La-zare. Di sana, Halim naik kereta ke Sarcelles, tepat di utara kota ke tempat kerjanya. Ia bekerja pada proyek rahasia pembangunan raktor nuklir untuk Irak.
Suatu hari, bus kedua tiba sebelum Ferrari tersebut datang. Wanita pirang itu lebih dahulu datang dan memandang sekilas ke ujung jalan mencari mobil Ferrari tersebut, kemudian mengangkat bahu dan menaiki bus.
Bus Halim tertunda sementara oleh sebuah “ kecelakaan kecil “ dua blok jauhnya ketika sebuah mobil Peugeot membelok di depan bus. Beberapa saat kemudian, Ferrari tersebut tiba. Pengemudinya memandang ke sekeliling mencari gadis itu, dan Halim, menyadari apa yang terjadi dan segera meneriakinya dalam bahasa Prancis bahwa wanita pirang itu sudah pergi naik bus. Pria itu tampak bingung dan menjawab dalam bahasa Inggris, dan Halim pun mengulangi pemberitahuannya dalam bahasa Inggris.
Pria itu mengajak Halim menumpang mobilnya. Setelah beberapa lama berjalan, ia bertanya kepada Halim ke mana Halim akan pergi. Halim berkata, “ Saya ke stasiun Madeleine. Stasiun itu tidak jauh dari Saint-Lazare.” Pengemudi Ferrari itu memperkenalkan diri ke Halim sebagai Jack Donovan, orang Inggris. Ikan telah menelan kail. Dan terbukti bahwa Halim merupakan tangkapan yang berharga bagi Mossad.
Ahli nuklir Irak ini sasaran sangat penting bagi mossad. Satu sandi yang dikirim dari Tel Aviv menegaskan operasi terhadap Halima in efes (tidak boleh gagal). Mossad juga melakukan pemasangan alat panyadap di apartemen Halim. Mossad dapat melakukannya dengan memanfaatkan istri Halim yang bernama Samira. Hubungan antara Halim dan istrinya selama ini kurang baik. Celah ini dimanfaatkan Mossad untuk masuk menghantam Halim.
Sejak itu, Halim mulai dekat dengan jack Donovan, seorang agen intelejen Mossad. Donovan mengaku seorang bisnisman terkenal. Donovan mengajak ke tempat-tempat yang mewah untuk minum-minum dan bersenang-senang dengan wanita. Ia juga sering memberi Halim sejumlah uang untuk setiap bantuannya. Mossad ingin mendapatkan informasi lebih banyak dari Halim mengenai reaktor nuklir Irak. Besoknya Donovan datang menawarkan transaksi mengenai tabung pneumatic yang digunakan untuk mengirimkan bahan radioaktif.“Mungkin saya dapat membantu. Saya juga ilmuwan” ujar Halim. “Saya dikirim ke sini oleh irak untuk sebuah proyek istimewa. Saya yakin dapat membantu.”
Demikianlah, rahasia reaktor nuklir irak terungkap, setelah Halim dijebak dengan dolar dan wanita. Tidak lama kemudian, Israel membom reaktor nuklir di kota Osirak Irak pada tahun 1981.
Sumber : Majalah Sabili

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts