Kamis, 19 Januari 2012

Inilah Jalanku



Di atas minbar salah satu rumah Allah di daratan India, seorang lelaki tua dengan sorot mata tajam membelakangi arah kiblat,menghadap jama’ah shalat jum’at yang khusuk mendengarkan khutbahnya. Suaranya yang tegas, kadang lantang menantang, kadang perlahan membuat dada bergetar dan kepala tertunduk.

Rabu, 11 Januari 2012

Penantian Ruh


Pernahkah anda mendengar ada orang yang bosan diancam kematian berkata sinis “Mati, ya, matilah, semua orang juga bakal mati”? Dia sangka meninggal itu cepat dan mudah. Padahal tidak selalu begitu. Ada orang-orang yang harus melalui penderitaan  panjang sebelum nyawanya di cabut. Itu tergantung amal dan rencana Allah untuk mengugurkan dosa seseorang.
            Walau yang menemui kematian, tak seorangpun ingin menyongsongnya dengan penderitaan, misalnya diuji dengan penyakit yang menyusahkan. Sebab, penderitaan saat sakaratul maut saja sudah tak terpikirkan. Rasulullah SAW Bersabda, 
  • “ Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh berduri di tancap di selembar sutera. Apakah sebatang pohon berduri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?” (HR.Bukhari)
            Soal rasa sakit saat sakaratul maut ini, ulama’ menegaskan, hanya dapat diketahui oleh orang yang tengah mengalaminya. Dan, sama sekali tak sebanding dengan rasa sakit  yang pernah diderita manusia selama hidupnya.
            Imam  Ghozali mengutip riwayat. Ketika sekelompok  Bani Israil melewati sebuah pekuburan mereka berdoa kepada Allah  SWT agar Dia menghidupkan satu mayat dari pengkuburan tersebut sehingga mereka dapat melihat gambaran sakaratul maut. Dengan izin Alah, tiba-tiba mereka dihadapkan dengan seorang pria yang muncul dari salah satu kuburan. “Wahai manusia!”kata pria tersebut,” apa  yang kalian hendaki dariku ? Lima puluh tahun lalu aku mengalami kematian, namun hingga kini rasa perih bekas sakaratul maut itu belum juga hilang dariku.”
            Gambaran tentang seberapa sakitnya saat nyawa hendak dicabut, diuraikan Imam  Ghozali,”Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh tubuh hingga orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik-tarik dan dicerabut dari setiap urat nadi, urat syaraf persendian, dari setiap akar rambut dan kulit kepala hingga kaki.”
            Sakit yang tak terperikan saat itu membuat lumpuh semua anggota tubuh. Tak ada lagi kekuatan untuk meminta tolong, bahkan berbisikpun lidah kaku tiada daya.
  • “Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratul, Malaikat memukulnya dengan tangannya,(sambil berkata): ’keluarkanlah nyawamu.’ “(QS. Al An’am [6]:93)
            Tak jarang ruh orang yang sudah mati  minta dikembalikan ke dunia agar bisa menambah amalnya lagi. Bagaimana tidak, kebaikan sekecil apapun ternyata mendapat balasan yang tak terduga. Begitu pula kejahatan, tak ada yang terlewat untuk berubah menjadi azab. Ruh akan menyesal tak menjadikan setiap detik hidupnya di dunia sebagai amal saleh (QS. Ibrahim [14]:44)
            Wahai, diri. Tidak ada yang paling pasti di dunia ini kecuali kematian. Ia datang dengan paksa,tak pernah memberi pilihan. Tapi yang Maha Pengendali Kematian begitu pemurah , memberi kesempatan seluas-luasnya kepada kita untuk memilih cara hidup sesudah mati sesuai dengan keinginan kita. Apakah setelah perjuangan berat sakaratul maut kita memperoleh kenikmatan yang tak terbayangkan, atau justru dijerembabkan dalam siksa yang lebih dari sakratul maut itu sendiri ? jawabannya ada di setiap detik hidup kita di dunia.
Meutia Geumala

Popular Posts