Senin, 23 Agustus 2010

Bagaimana memahami al Qur'an ?

Allah, penguasa Alam semesta yang memiliki ilmu tanpa batas telah menurunkan Al-Quran sebagai rahmat bagi seluruh Alam. Allah mengaruniakan rahmatnya kepada manusia dengan menurunkan kitab suci Al-Qur’an.
Maka siapapun yang meresponnya dengan lapang dada dan sukacita, dia akan mampu memahami Al-Quran, mengikutinya dan mengimaninya sehingga menerima rahmat Allah. Dia akan mendapatkan pahala di Dunia dan akhirat.
Sebaliknya, siapa pun yang merespon Al-Qur'an dengan tidak simpatik dan congkak, dia tidak akan mengerti Al-Qur’an dengan baik dan tidak akan memperoleh manfaat dan hikmah yang ada di dalamnya. Dia akan merugi di dunia dan di akhirat. Dan mereka tidak akan memberikan bahaya apa-apa terhadap Al-Qur'an dan Islam.
Al-Quran diturunkan sebagai sebuah kitab suci yang mudah dipahami orang. Allah berfirman dalam salah satu ayat Al-Qur’an,
  • “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”.(Yunus [10]:57).
Sebagaimana Allah ilustrasikan dalam ayat ini, orang-orang yang beriman dan menuruti nuraninya, dia bisa memetik faedah yang ada di dalam AL-Qur’an dan mudah mengerti dan mengikuti semua perintahNya. Dan orang-orang yang acuh terhadap dirinya, dia tidak pernah secara sempurna mampu menerima kekuatan Allah. Mereka selalu meragukan hari kiamat dan menggunakan logika yang berbelit-belit dalam menginterpretasikan ayat-ayat Al-Qur’an. Hal ini diperjelas oleh Ayat Al-Qur’an di bawah ini.
  • “Dan sesungguhnya dalam Al-Qur’an ini Kami telah mengulang-ulang ( peringatan-peringatan ),agar mereka selalu ingat. Dan ulangan peringatan itu tidak lain hanyalah menambah mereka lari ( dari kebenaran ).” ( Al-Israa’ : 41).
Sehingga jelaslah bahwa hanya orang-orang yang benar-benar kokoh keimanannya yang akan mengerti Al-Quran secara benar. Al Qur’an telah diwahyukan sebagai kitab penjelas. Dan menegaskan bahwa hamba-hamba-Nya yang beriman dan mempergunakan akalnya yang akan mengerti dengan mudah. Jika keimanan seseorang naik, maka pada saat yang bersamaan, hikmah , kejujuran, dan ketakwaan kepada Allah juga akan naik. Akibatnya, nilai-nilai terindah dan misteri yang ada dalam Al-Qur’an akan dapat dipahami dengan lebih baik. Manakala orang yang tidak beriman membaca Al-Qur’an dengan jujur, tanpa prasangka dan tanpa motif jahat, dia akan mengakui bahwa Al-Quran adalah sebuah kitab suci dan dia akan akan dengan mudah menerima kebenaran Al-Qur’an. Sebaliknya, orang - orang yang tidak memiliki keimanan atau rasa takut kepada Allah, dia tidak akan mampu memahami Al-Qur’an secara benar. Bahkan mereka akan melakukan misinterpretasi terhadap Al-Qur’an sampai pada hal-hal yang sebenarnya dengan mudah dapat mereka pahami. Gambaran yang telah jelas dari Al Qur’an akan tampak sebagai sesuatu yang kontradiksi dalam pandangan mereka. Tidak peduli bagaimana pintarnya mereka, bagaimana banyaknya ilmu yang mereka miliki, atau bagaimana berbudayanya mereka dan bagaimana baiknya informasi yang mereka terima tentang Al-Qur’an, namun mereka tidak mampu untuk memahami isi Al-Qur’an. Klaim manusia - manusia yang menyandarkan semua hal pada dirinya akan melihat A-Qur’an yang demikian jelas sebagai sesuatu yang kontradiktif dan membingungkan yang disebutkan dalam Al-Qur’an tatkala mereka bertanya, “Apa maksud Allah dengan di datangkan contoh-contoh itu?” Memang, para penolak Al-Qur’an yang ada di setiap waktu, secara langsung maupun tidak langsung, mereka tidak akan pernah mampu memahami contoh-contoh itu. Ini merupakan mukjizat Al-Qur’an, dimana satu ayat dengan mudah di pahami oleh orang yang beriman dan sebaliknya sangat sulit dipahami oleh orang-orang yang tidak beriman.
  • “Dan apakah yang lebih zalim dari pada orang-orang yang telah di peringatkan dengan ayat-ayat dari Tuhannya lalu dia berpaling darinya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sesungguhnya, kami telah meletakkan tutupan diatas hati mereka, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (kami letakkan pula) sumbatan ditelinga mereka; dan kendatipun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk selama-lamanya.” (al-kahfi [18]:57).
Orang beriman yang jujur dan penuh kesadaran akan mampu memahami dan mengaplikasikan semua nilai spiritual dan perintah yang ada di dalam Al-Qur’an dengan sangat gampang.
Sebaliknya, orang-orang yang tidak beriman, tidak jujur dan selalu berburuk sangka, walaupun dia mengerti bahasa arab dan memiliki banyak ilmu pengetahuan dan di anggap pakar di bidangnya, dia tidak mampu memahami Al-Qur’an secara benar karena dia hanya memperturutkan hawa nafsunya sehingga dia tidak memiliki kemampuan berfikir. Sehingga mereka hanya membuat asumsi-asumsi yang berbelit –belit dalam menginterpretasikan Al-Qur’an.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts