Selasa, 08 Juni 2010

Manusia

Di dalam Al-Qur’an, Allah SWT menyebut manusia dengan beberapa nama, yaitu :
  • 1.Al Insan
    2.An Nas dan
    3.Al Basyar.

Apa yang membedakan nama nama tersebut. Kita perlu memahami makna nama nama tersebut agar dapat menangkap pesan pesan yang dsampaikan oleh Allah SWT dengan lebih cermat dan hati hati sehingga kita mendapatkan hikmahnya.

AL INSAN
Al Insan berasal dari akar kata yang berarti bergerak, lupa dan merasa bahagia atau senang. Arti yang pertama menggambarkan bahwa manusia memiliki sifat dinamis, yaitu selalu ingin berkembang dan tidak mudah puas dan yang kedua memiliki arti bahwa manusia mampu melupakan kesalahan-kesalahan diri sendiri dan orang lain dan yang ketiga menggambarkan perasaan senang ketika bertemu dengan jenisnya sehingga mampu membentuk kelompok masyarakat. Penggunaan kata Al Insan di dalam Al Qur’an menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk Allah SWT yang diberi beban tanggung jawab untuk mengabdi kepada-Nya, sebagaimana yang tertulis dalam Al Qur’an sebagai berikut :
  • Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi kepada-Ku”
    (QS.51:56).
Oleh karena itu, manusia harus senantiasa menggunakan seluruh waktunya untuk mengabdi kepada Allah SWT. Jika tidak, ia akan menjadi orang yang rugi dunia dan akhirat sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi :
  • ”Demi masa. Sesungguhnya manusia (Al Insaan) benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”.
    (QS.103:1-3).
Manusia harus selalu waspada terhadap godaan-godaan syaitan yang ingin menyesatkannya sebagai insan. Perhatikan penggunaan kata insan ketika Allah SWT berfirman :
  • “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: 'Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.”
    ( QS. 17:53)
Al Insan juga berarti lupa. Seharusnya manusia mudah melupakan kesalahan-kesalahan orang lain terhadap dirinya dan menjadi pemaaf. Bukan justru melupakan ketentuan-ketentuan Allah SWT sehingga mengabaikan perintah-Nya. Untuk itu mansuia harus selalu berdzikir kepada Allah SWT dalam segala keadaan. Al Insan juga berarti selalu membuat manusia dan mahkluk Allah lainnya menjadi senang. Oleh karena itu, ia akan selalu memberikan yang terbaik dalam melakukan kebaikan bahkan sanggup menjadi cermin kebaikan dan kebenaran. Segala perbuatannya selalu memberikan manfaat kepada manusia lain dan lingkungannya. Dan inilah manusia yang ideal.

ALBASYAR
Penggunaan kata Al Basyar lebih menekankan kepada hal-hal yang bersifat jasmani dan naluri. Misalnya manusia itu bisa dilihat, disentuh, memerlukan makan, minum, berkembang biak dan lain-lain. Rasulullah SAW juga merasa lapar, haus, dan sebagainya karena beliau juga sebagai Al Basyar sama seperti kita. Allah SWT berfirman :
  • “Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: 'Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa.' Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.'
    (QS. 18:110)
Jasmani manusia memiliki berbagai macam kebutuhan yang harus dipenuhi, asalkan caranya sesuai dengan ketentuan Allah SWT. Manusia yang menghalalkan segala cara dalam memenuhi kebutuhannya, sama halnya seperti binatang bahkan lebih buruk lagi. Allah SWT berfirman :
  • “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
    (QS. 7:179)
Kenyataan menunjukkan bahwa keinginan manusia yang bersifat jasmaniyah sangat besar bahkan bisa menjadi sangat dominan. Karena itu sebagai Al Basyar, manusia harus mampu mengendalikan hawa nafsunya bukan membiarkan sebebas-bebasnya, juga bukan membunuhnya. Manusia yang bisa mengendalikan hawa nafsunya akan menjadi manusia yang bermartabat.

ANNAS
Terakhir, Allah SWT kadang menyebut manusia dengan kata An Nas. Secara harfiyah, An Nas diambil dari kata Nausu yang berarti gerak dan terambil dari kata unas yang berarti tampak. Demikian menurut Dr. Quraish Shihab. Dari makna ini, bisa diambil kesimpulan bahwa manusia harus eksis dan menampakkan gerakan kebaikan dan perbaikan. Secara fisik, manusia akan menjadi sehat bila ia banyak bergerak. Bahkan ibadah kepada Allah SWT seperti sholat dan haji, dilakukan dengan banyak melakukan gerakan. Sebagai makhluk yang terus bergerak, manusia harus saling mengenal dan menyadari bahwa kemuliaan itu bukan terletak pada kebanggaan atas status bangsa, jenis kelamin, warna kulit dan lainnya, tapi Allah SWT meletakkan kemuliaan mansuia itu pada taqwanya.Firmannya :
  • Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
    (QS.49:13).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts