Senin, 25 Juli 2016

Sindiran Netizen: Koran KOMPAS Jika Terbit di Era Nabi Beritanya Akan Seperti Ini




Media nasional KOMPAS mendapat sorotan publik terutama Umat Islam karena berita-beritanya dinilai sangat tendensius terkait Umat Islam.
Belum lama di bulan Ramadhan, Kompas memblow-up berita tentang Ibu Saeni yang warungnya dirazia Satpol PP Serang Banten karena melanggar Perda Syariah terkait jam buka warung makan di siang hari bulan Ramadhan. Aturan yang sudah berlangsung bertahun-tahun dan tak ada gejolak di masyarakat tapi oleh media Kompas diblowup dengan framing sedemikian rupa sehingga menyudutkan Perda Syariah, menyudutkan syariat Islam dan Umat Islam. FPI akhirnya mendatangi kantor Kompas.

Selasa, 19 Juli 2016

Cerita menegangkan di balik kudeta gagal Turki dan rencana pembunuhan pemimpin sah

(CNN Indonesia)

Rakyat Turki menolak kudeta Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan hampir jadi sasaran pembunuhan, ...

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan hampir jadi sasaran pembunuhan, namun gagal karena situasi yang tidak sesuai rencana dalam percobaan kudeta akhir pekan lalu. Kisah lainnya yang terungkap adalah ketegangan para petinggi pemerintah Erdogan saat militer menyatakan kudeta.
Dalam pernyataannya di Istanbul, tidak lama setelah melakukan wawancara dengan CNN Turk melalui aplikasi FaceTime, Erdogan mengatakan kota tempatnya berlibur, Marmaris, dibom tak lama setelah ia meninggalkannya.
CNN Turk, seperti dikutip The Guardian, juga mengungkapkan upaya pembunuhan Erdogan oleh para militer pembangkang.
Sebanyak 25 tentara, lapor CNN Turk, menyambangi penginapan tempat Erdogan menginap di Marmaris. Saat itu, Erdogan baru saja beranjak setelah tahu ada kudeta, padahal baru 20 menit ia tiba di Marmaris.
Para tentara tersebut, turun dari helikopter, menembaki penginapan untuk membunuh Erdogan, tapi gagal karena presiden sah Turki itu telah pergi ke Istanbul.
Dalam penerbangan ke Istanbul, nyawa Erdogan juga diincar. Menurut laporan Reuters, dua jet tempur F-16 yang dikendalikan unit militer pelaku kudeta telah mengunci pesawat Erdogan dalam radar tembak.
Namun tembakan urung dilakukan setelah tahu Erdogan terbang menggunakan pesawat sipil Turkish Airlines di kelas bisnis.
Kudeta militer yang berlangsung pada Jum'at malam hingga Sabtu dini hari itu mengguncang Turki. Militer di Istanbul menurunkan tank-tank untuk memblokir jalan-jalan, salah satunya akses di jembatan yang melintang di atas selat Bosphorus.

Militer menguasai kantor berita TRT, mengatakan kudeta dilakukan demi mengembalikan demokrasi dan melindungi sekulerisme.

Sabtu, 16 Juli 2016

Faktor-Faktor di Balik Kegagalan Kudeta Terhadap Erdogan



Dini hari ini dunia internasional dikejutkan dengan berita upaya kudeta terhadap Erdogan oleh sekelompok faksi dalam militer Turki. 
Sekelompok faksi dalam militer Turki ini muncul di Televisi dan mengklaim telah mengambil alih negara dan pemerintahan serta mengklaim ingin mengembalikan konstitusi, hak asasi manusia, kebebasan, hukum dan keamanan nasional. 
Reaksi internasional terhadap insiden ini adalah dukungan penuh para pemimpin internasional terhadap pemerintah yang dipilih secara demokratis. Tidak kurang Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyuarakan hal ini. 
Begitu pula Mantan Presiden Turki Abdullah Gul menyerukan pengkudeta untuk kembali ke barak militernya dan Mantan Perdana Menteri Ahmet Dovutoglu yang baru-baru ini turun dengan lantang menyatakan bahwa “Turki adalah Demokrasi!”
Beberapa jam setelah pengumuman kudeta, Erdogan menyerukan rakyat turun ke jalan dan menolak kudeta. Ia pun kembali ke bandara Istanbul sementara menyatakan bahwa ia tidak akan pergi melainkan bertahan serta akan menghukum faksi pengkudeta tersebut. 

Popular Posts